Senin, 21 Juni 2021

Cara Berpikir Sejarah Diakronik dan Sinkronik

Cara Berpikir Sejarah Diakronik dan Sinkronik

Cara Berpikir Sejarah Diakronik dan Sinkronik - Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengalaman masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai masa lampau. Dan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan maka harus dibuktikan secara keilmuan menggunakan metode-metode dan berbagai standard ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, dan  kebenaran tersebut dapat dibuktikan dengan dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta sejarah.


Di dalam memahami sejarah perlu kiranya kita mengetahui konsep berpikir sejarah yaitu konsep berpikir sinkronik dan konsep berpikir diakronik. Di bawah ini akan diuraikan tentang cara berpikir sejarah diakronik dan sinkronik

Cara berpikir sejarah diakronik

Sejarah itu diakronis maksudnya me­manjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B. 


Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut rentang waktu. Pendekatan diakronis adalah salah satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu berkembang / berkelanjutan.
 

Contoh diakronik:
Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920
Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930;
Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949;
Gerakan Zionisme 1897-1948 dan sebagainya.

Cara berpikir sejarah sinkronik

Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya  ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.

Contoh sinkronik: satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi  di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu yang panjang.   Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu.


Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Sedangkan contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronis lainnya misalnya adalah: 


- Tarekat Naqsyabandiyah
- Tarekat Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa´;
- Kota-kota metropolitan : Jakarta, Surabaya dan Medan´; (metode survey dan interview hanya memungkinkan topik yang kontemporer dengan jangka waktu yang pendek, tetapi bisa jadi ruangnya yang sangat luas.

Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
 

Contoh:
- Peranan militer dalam politik,1945-1999  ( yang ditulis seorang ahli ilmu politik )
- Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )